Di era digitalisasi ini, maka merambah juga masuk ke sektor ketenagalistrikan. Baik berupa kendali otomatis pada operasional pembangkit, sampai dengan membangun Smart Grid di fungsi transmisiSalah satu yang sukses bertransformasi ke digitalisasi adalah sub holding pembangkitan PLN.
Sistem digitalisasi pembangkit milik PLN Indonesia Power yang bernama Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC), sementara PLN Nusantara Power dalam upaya digitalisasinya mengusung iCORE (Intelligent Centre of Optimization for Reliability & Efficiency). iCORE. Kedua sistem digital ini telah membawa pengelolaan pembangkit listrik ke era digital 4.0, memungkinkan pemantauan keandalan unit pembangkit secara real-time.
SMART GRID
Selain digitalisasi di sisi pembangkit, maka sisi transmisi dan interkoneksi pun bahkan sampai gardu dan meteran di pelanggan haruslah digitalisasi, apalagi bila bauran sumber Energi Terbarukan semakin besar porsinya.
Di era Energi Terbarukan, maka bukan saja sisi demand yang bisa variabel fluktuatif. Namun dari sisi pembangkit juga bisa fluktuatif seperti Sinar matahari yang naik turun intensitasnya (PLTSurya), belum lagi kecepatan angin yang bisa berubah- ubah (PLTAngin). Bahkan di sisi meter pelanggan pun, kita mulai diganti bertahap dengan Smart Meter yang bisa terhubung riil time (internet)
Ke sentral PLN. Sehingga PLN bisa tahu persis berapa konsumsi listrikanya pada suatu saat tertentu riil time. Ini memudahkan PLN dalam menyiapkan suplai di sisi pembangkitan yang relatif tepat besar kapasitasnya sesuai demand.
Gallery Album
Outlook Proyek Digitalisasi Ketenagalistrikan
PT Avasta Technology memilki produk bernama InDTU324 Industrial Cellular Modem yaitu peralatan router yang dipasang di Meter Digital agar bisa terkoneksi dengan Pusat Layanan Pelanggan PLN. Sehingga semua data pemakaian di pelanggan, dapat dikirim riil time selalu via layaknya seluler ke PLN