Dengan spending mencapai miliaran USD setiap tahunnya, diharapkan dapat menggerakkan industri produk maupun jasa penunjang operasi migas. Hadir banyak pelaku bisnis termasuk dari Asosiasi Produsen Pompa Indonesia dan Asosiasi Perusahaan Pemboran Migas & Panas Bumi Indonesia, serta perwakilan perusahaan manufaktur dan supplier.
TKDN Ini diiringi dorongan pemerintah melalui keberpihakannya. "Misalnya untuk Gross Split, harus melaporkan pencapaian TKDN nya setiap kurun waktu. Kalau gak ada laporan, yah maaf saja, perusahaan migas gak akan bisa dapat bonus split tambahannya," ujar Erwin Suryadi - Kadiv SCM SKK MIGAS.
Selain itu juga SKK MIGAS gencar mendorong Vendor Development Program yang terus menginisiasi pemakaian produk dalam negeri yang dinilai mumpuni. Tahun 2022 bahkan ada 35 produk baru yang diendorse pemakaiannya kepada perusahaan migas. "Target 2023 adalah 20 perusahaan produsen yang kita endorse," ujar Maria Manager Procurement SKK MIGAS.
Elan Biantoro - Sekjen ASPERMIGAS, mengatakan bahwa tidak cukup hanya sebatas pemberdayaan belanja produk ke dalam negeri. "Bukan sebatas produsen peralatan, tapi harus juga dong bisa mendorong agar lapangan marginal dipercayakan operasionalnya kepada perusahaan swasta nasional. Harus ada lahir seperti MEDCO lainnya di Indonesia" ujarnya.
Manager Local Content Pertamina – Zaili, memaparkan bahwa jumlah Verifikator TKDN sangat kurang. "Ini menjadi bottlenecking di perusahaan migas selalu pemiliki proyek dalam kelancaran kegiatan , termasuk kelancaran melaporkan TKDN ke pemerintah." keluhnya.