OTHERS News :
 
 
News
2021-10-18
MILESTONE APMI WELL CEMENTING
Seperti buku berjudul "MEASURE WHAT MATTERS"
Maka kamipun pengurus APMI harus beraktiftas yang betul dirasakan hal matter oleh para anggota.
Dan kemudian melakukan hal yang terukur outputnya.
Setelah awal pekan menggebrak memulai pembahasan TARIF HARIAN RIG OFFSHORE. maka kali ini masuk ke pembahasan TARIF JASA PENUNJANG PEMBORAN CEMENTING

Kembali ke buku MEASURE WHAT MATTER
Nah kali ini, hal MATTER itu adalah kerancuan standar parameter dalam tender-tender proyek, sehingga rawan disusupin oleh bias aneka kepentingan.

Maka APMI berusaha mewujudkan STANDAR ACUAN dalam tender Cementing di aneka unit perusahaan migas.
Bukan sekedar sebatas hadirnya harga sebagai satuan, tapi juga penyusunan term & condition, baik dalam hal persyaratan bidding maupun dalam pelaksanaan pekerjaan cementing sumur migas nantinya.

Ini diawali dng kajian Cost Structure, yang mana akan menuju kepada hadirnya item peralatan, item semen dan chemical, labour cost, dan akhirnya mewujudkan besaran TARIF UNIT PRICE dalam jasa Cementing.
Lalu juga dibahas utk bagaimana standar penyiapan dokumen teknis tender dan dokumen penawaran komersialnya.

Kalau saat ini.. setiap perusahaan migas.. bahkan setiap unit area operasi.. bisa menerjemahkan acuan itu secara masing2.
Ini membingungkan dan tidak sehat bagi industri jasa penunjang pemboran khususnya cementing.
Bahkan bisa bias aneka kepentingan karena tidak ada acuan standarisasinya.

Tentu seperti Tarif Harian Operasi Rig, nantinya hasil kajian internal APMI akan disampaikan ke SKK Migas dan juga melibatkan para KKKS untuk pembahasan lanjutan dan menuju kesepakatan win win solution.


OBYEKTIF TARIF STANDAR
Satu obyektif yang ingin dicapai APMI adalah agar keseluruhan rangkaian kegiatan pemboran dapat mencapai tujuannya yakni ditemukan migas dari perut bumi.
Sangat disayangkan bila reservoir yg potential secara Geologi dan Geofisika, tapi gagal discovery atau gagal berproduksi opltimal karena kegiatan pemboran yang kurang optimal.

Kurang optimal ini karena kontraktor terjebak kondisi fokus perang harga sehingga kualitas adalah nomor sekian.. di sisi lain perusahaan migas terjebak pada jargon pencapaian efisiensi.. dan tidak fokus pada pencapaian peningkatan  produksi.l

Ini bisa membuat target produksi 1 juta barrel dan 12 mikyar kaki kubik gas pada 2030 semakin menjauh.


Ini memerlukan meeting berkali2 karena meyangkut banyak aspek :
Teknis
Komersial
Dan harus ada "Balancing" antara anggota perusahaan APMI yang skala multinasional dng yang skala nasional


Salam,
Tito Loho
Wakil Sekretaris Umum APMI
www.Apmi-Online.org

Gallery Album

 
All Rights Reserved © Copyright 2012 PT. Tender Indonesia Commercial, design by AbelPutra.com